Minggu, 19 April 2015

MATERI PENGINDERAAN PUISI

Selamat berjumpa kembali,
Jika kemarin kita telah membahas tentang Parafrase Puisi, sekarang saya akan menengahkan satu materi yaitu Penginderaan Puisi. Materi ini biasanya akan dijumpai pada kelas 7,8 ataupun 9 SMP. Mari kita simak bersama materi pengindraan puisi berikut,



Penginderaan dapat diartikan suatu penggambaran, pengalaman yang berhubungan dengan benda, peristiwa, dan keadaan yang dialami penyair dengan menggunakan kata-kata yang khas agar dapat memberikan gambaran secara lebih nyata, baik hal yang bersifat kebendaan, metaforik, maupun kejiwaan.

Jenis-jenis Penginderaan

1.   Citraan penglihatan (visual imegery)
Citraan penglihatan adalah citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). Citraan ini paling sering digunakan oleh penyair. Citraan penglihatan mampu memberi rangsangan kepada indera penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.
Contoh:
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
(Amir Hamzah, Padamu Jua)
2.   Citraan pendengaran (auditory imagery)
Citraan pendengaran adalah citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, dentum, dan sebagainya. Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga).
Contoh:
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
(Chairil Anwar, Sajak Putih)
3.   Citraan perabaan (tactile imagery)
Citraan perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indera peraba (kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang dapat dirasakan kulit, misalnya dingin, panas, lembut, kasar, dan sebagainya.
Contoh:
Kapuk randu, kapuk randu!
Selembut tudung cendawan
Kuncup-kuncup di hatiku
Pada mengembang bermerkahan
(WS Rendra, Ada Tilgram Tiba Senja)
4.   Citraan penciuman (olfactory)
Citraan penciuman adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera penciuman. Citraan ini tampak saat kita membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium sesuatu.
Contoh:
Dua puluh tiga matahari
Bangkit dari pundakmu
Tubuhmu menguapkan bau tanah
(WS Rendra, Nyanyian Suto untuk Fatima)
5.   Citraan pencecapan (gustatory)
Citraan pencecapan adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera pencecap. Pembaca seolah-olah mencicipi sesuatu yang menimbulkan rasa tertentu, pahit, manis, asin, pedas, enak, nikmat, dan sebagainya.
Contoh:
Dan kini ia lari kerna bini bau melati
Lezat ludahnya air kelapa
(WS Rendra, Ballada Kasan dan Patima)
6.   Citraan gerak (kinaesthetic imagery)
Citraan gerak adalah gambaran tentang sesuatu yang seolah-olah dapat bergerak. Dapat juga gambaran gerak pada umumnya.
Contoh:
Pohon-pohon cemara di kaki gunung
pohon-pohon cemara
menyerbu kampung-kampung
bulan di atasnya
menceburkan dirinya ke kolam
membasuh luka-lukanya
(Abdulhadi, Sarangan)
Contoh puisi yang banyak mengandung citraan terlihat berikut ini.
DUKA CITA
Yang memucat wajahnya= penglihatan
merenungi kelabu dinding kamar=penglihatan
yang ditinggal mati penghuninya
sedang di luar anjing terdiam=pendegaran
tak melihat kupu terbang=gerak
menjatuhkan madu di lidahnya yang terasa getir=pengecapan
Angin tidak bekerja=perabaan
ranting pohonan merunduk=gerak
menyesali daun kering yang terlepas
waktu perempuan berkerudung hitam=penglihatan
melangkah di atas daunan=gerak
berisik, menyayat hati burung yang pecah telurnya=pendengaran
Tangan-tangan gadis yang pucat mukanya=penglihatan
diam-diam meronce melati sambil mengusap air mata=pendengaran, gerak
Di  ujung desa jenazah sedang di sucikan=gerak
(Kuntowijoyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar