Kali ini saya akan mengulas sedikit banyak tentang Fonem, Fonem kita pelajaran dalam fonologi. Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya. Bisa juga Fonologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi dibagi menjadi dua bagian yaiut Fonetik dan Fonemik. Fonetik mempelajari tentang bagaimana sebuah bunyi diciptakan oleh organ alat ucap manusia, sedangkan Fonemik merupakan ilmu yang mepelajari bunyi ujar menurut fungisinya sebagai pembeda arti.
Baik, itu merupakan sedikit pengertian tentang Fonologi, nhaa! sekarang saya akan membahas hal yang lebih khusus lagi yaitu tentang Fonem,
FONEMIK
: FONEM, DASAR, PROSEDUR ANALISIS
A.
DEFINISI FONEM DAN SEJENISNYA
Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang
befungsi membedakan makna. Cara mengetahui bahwa kesatuan bunyi terkecil
tersebut berfungsi sebagai pembeda makna, yaitu dengan membandingkan
bentuk-bentuk linguistic bahasa yang diteliti. Pengertian fonem juga bias
diarahkan pada distribusinya, yaitu perilaku bentuk linguistic dalam bentuk linguistic
yang lebih besar. Wujud fonem tidak hanya berupa bunyi-bunyi segmental (baik
vocal maupun konsonan), tetapi bias juga berupa unsur-unsur suprasegmental (baik
nada, tekanan, durasi, maupun jeda). Walaupun kehadiran unsur supra segmental
ini tidak bias dipisahkan dengan bunyi-bunyi segmental, selama bias dibuktikan
secara empiris sebagai unsur yang bias membedakan makna.
B.
DASAR-DASAR ANALISIS
Dasar-dasar analisis fonem adalah pokok-pokok pikiran
yang dipakai sebagai pegangan untuk menganalisis fonem-fonem suatu bahasa.
Pokok pikiran yang dimaksud adalah :
1.
Bunyi-Bunyi Suatu Bahasa Cenderung dipengaruhi oleh
lingkungannya
Premis
ini biasa dibuktikan dengan deretan bunyi pada kata-kata bahasa Indonesia
berikut :
Deretan
bunyi tersebut saling mempengaruhi dan saling menyesuaikan demi kemudahan
pengucapan, dan deretan bunyi tersebut mempunyai kesamaan fonetis.
2.
Sistem Bunyi
Suatu Bahasa Berkecenderungan Bersifat Simetris
Yang
dimaksud system bunyi bahasa berkecenderungan bersifat simetris adalah bahwa
bunyi suatu fonetik mempunyai kecenderungan sama dengan bunyi fonetik yang
lain.
3.
Bunyi-Bunyi
Suatu Bahasa Cenderung Fluktuatif
Yaitu
bunyi-bunyi bahasa bersifat berubah. Namun perubahan ini hanya dilakukan pada
pengucapannya saja, dan tidak samapi membedakan maknanya.
4.
Bunyi yang
Mempunyai Kesamaan Fonetis Digolongkan Tidak Berkontras Apabila Berdistribusi
Komplementer dan/atau Berfareasi bebas
Yang
dimaksud tidak berkontras adalah tidak membedakan makna, karena tidak
membedakan makna, bunyi-bunyi itu termasuk dalam fonem yang sama. Bunyi
dikatakan berdistribusi komplementer apabila bunyi-bunyi yang mempunyai kesaman
fonetis itu saling mengeksklusifkan. Bunyi dikatakan berfareasi bebas apabila
bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis itu bisa saling menduduki posisi yang
lain, tetapi tetap tidak membedakan makna
5.
Bunyi-Bunyi yang
Memiliki Kesamaan Fonetis Digolongkan Kedalam Fonem yang Berbeda Apabila
berkontras Dalam Lingkungan yang Sama atau Mirip
Untuk
mengetahui kontras tidanya bunyi-bunyi suatu bahasa dilakukan dengan cara
pasangan minimal, yaitu penjajaran dua atau lebih bentuk bahasa terkecil dan
bermakna dalam bahasa tertentu yang secara ideal (berbunyi) sama kecuali suatu
bunyi yang berbeda.
C
PROSEDUR ANALISIS FONEM
Banyak
vareasi langkah atau prosedur yang dilakukan para linguis dalam analisis fonem
terhadap bahasa yang diteliti. Berikut salah satu prosedur yang sering
dilakukan karena lebih praktis.
1.
Mencatat korpus data setepat mungkin
dalam transkrip fonetis.
Pencatatan
korpus data ini bisa dilakukan dari ucapan kata-kata terpisah dari penutur asli
bahasa yang diteliti, percakapan sehari-hari, cerita-cerita pribadi,
cerita-cerita rakyat, nyanyian, pantun, syair, mantera, dan sebagainya. Pecatatan
ini pun harus yakin benar dan diperoleh dari korpus data yang representative,
apa adanya, dan tanpa rekayasa.
2.
Mencatat bunyi yang ada dalam korpus
data kedalam peta bunyi.
Dari
proses transkripsi fonetis korpus pada langkah pertama diperoleh Bunyi Vokoid,
dan Bunyi Kontoid.
3.
Memasangkan bunyi-bunyi yang dicurigai
karena mempunyai kesamaan fonetis
Berdasarkan
perolehan dari tahap kedua didapatlah pasangan bunyi yang mempunyai kesamaan
fonetis.
4.
Mencatat bunyi-bunyi selebihnya karena
tidak mempunyai kesamaan fonetis.
5.
Mencatat bunyi-bunyi yang berdistribusi
komplementer
6.
Mencatat bunyi-bunyi yang bervareasi
bebas.
7.
Mencatat bunyi yang kontras dalam lingkungan yang sama
(identitas).
8.
Mencatat bunyi-bunyi yang berkontras
dalam lingkungan yang mirip (analogis).
9.
Mencatat bunyi yang berubah karena
lingkungan.
10.
Mencatat bunyi-bunyi yang inventori
fonetis dan fonemis, condong menyebar secara simetris.
11.
Mencatat bunyi-bunyi yang berfluktuasi.
12. Mencatat
bunyi-bunyi yang selebihnya sebagai fonem tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar