Senin, 04 Mei 2015

FONEMIK

Selamat berjumpa kembali,
Kali ini saya akan mengulas sedikit banyak tentang Fonem, Fonem kita pelajaran dalam fonologi. Fonologi adalah ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya. Bisa juga Fonologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi dibagi menjadi dua bagian yaiut Fonetik dan Fonemik. Fonetik mempelajari tentang bagaimana sebuah bunyi diciptakan oleh organ alat ucap manusia, sedangkan Fonemik merupakan ilmu yang mepelajari bunyi ujar menurut fungisinya sebagai pembeda arti.

Baik, itu merupakan sedikit pengertian tentang Fonologi, nhaa! sekarang saya akan membahas hal yang lebih khusus lagi yaitu tentang Fonem,



FONEMIK : FONEM, DASAR, PROSEDUR ANALISIS


A.      DEFINISI FONEM DAN SEJENISNYA

Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang befungsi membedakan makna. Cara mengetahui bahwa kesatuan bunyi terkecil tersebut berfungsi sebagai pembeda makna, yaitu dengan membandingkan bentuk-bentuk linguistic bahasa yang diteliti. Pengertian fonem juga bias diarahkan pada distribusinya, yaitu perilaku bentuk linguistic dalam bentuk linguistic yang lebih besar. Wujud fonem tidak hanya berupa bunyi-bunyi segmental (baik vocal maupun konsonan), tetapi bias juga berupa unsur-unsur suprasegmental (baik nada, tekanan, durasi, maupun jeda). Walaupun kehadiran unsur supra segmental ini tidak bias dipisahkan dengan bunyi-bunyi segmental, selama bias dibuktikan secara empiris sebagai unsur yang bias membedakan makna.


B.       DASAR-DASAR ANALISIS

Dasar-dasar analisis fonem adalah pokok-pokok pikiran yang dipakai sebagai pegangan untuk menganalisis fonem-fonem suatu bahasa. Pokok pikiran yang dimaksud adalah :

1.        Bunyi-Bunyi Suatu Bahasa Cenderung dipengaruhi oleh lingkungannya

Premis ini biasa dibuktikan dengan deretan bunyi pada kata-kata bahasa Indonesia berikut :

Deretan bunyi tersebut saling mempengaruhi dan saling menyesuaikan demi kemudahan pengucapan, dan deretan bunyi tersebut mempunyai kesamaan fonetis.

2.        Sistem Bunyi Suatu Bahasa Berkecenderungan Bersifat Simetris

Yang dimaksud system bunyi bahasa berkecenderungan bersifat simetris adalah bahwa bunyi suatu fonetik mempunyai kecenderungan sama dengan bunyi fonetik yang lain.


3.        Bunyi-Bunyi Suatu Bahasa Cenderung Fluktuatif

Yaitu bunyi-bunyi bahasa bersifat berubah. Namun perubahan ini hanya dilakukan pada pengucapannya saja, dan tidak samapi membedakan maknanya.

4.        Bunyi yang Mempunyai Kesamaan Fonetis Digolongkan Tidak Berkontras Apabila Berdistribusi Komplementer dan/atau Berfareasi bebas

Yang dimaksud tidak berkontras adalah tidak membedakan makna, karena tidak membedakan makna, bunyi-bunyi itu termasuk dalam fonem yang sama. Bunyi dikatakan berdistribusi komplementer apabila bunyi-bunyi yang mempunyai kesaman fonetis itu saling mengeksklusifkan. Bunyi dikatakan berfareasi bebas apabila bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis itu bisa saling menduduki posisi yang lain, tetapi tetap tidak membedakan makna

5.        Bunyi-Bunyi yang Memiliki Kesamaan Fonetis Digolongkan Kedalam Fonem yang Berbeda Apabila berkontras Dalam Lingkungan yang Sama atau Mirip

Untuk mengetahui kontras tidanya bunyi-bunyi suatu bahasa dilakukan dengan cara pasangan minimal, yaitu penjajaran dua atau lebih bentuk bahasa terkecil dan bermakna dalam bahasa tertentu yang secara ideal (berbunyi) sama kecuali suatu bunyi yang berbeda.

C PROSEDUR ANALISIS FONEM

Banyak vareasi langkah atau prosedur yang dilakukan para linguis dalam analisis fonem terhadap bahasa yang diteliti. Berikut salah satu prosedur yang sering dilakukan karena lebih praktis.
1.        Mencatat korpus data setepat mungkin dalam transkrip fonetis.
Pencatatan korpus data ini bisa dilakukan dari ucapan kata-kata terpisah dari penutur asli bahasa yang diteliti, percakapan sehari-hari, cerita-cerita pribadi, cerita-cerita rakyat, nyanyian, pantun, syair, mantera, dan sebagainya. Pecatatan ini pun harus yakin benar dan diperoleh dari korpus data yang representative, apa adanya, dan tanpa rekayasa.
2.        Mencatat bunyi yang ada dalam korpus data kedalam peta bunyi.
Dari proses transkripsi fonetis korpus pada langkah pertama diperoleh Bunyi Vokoid, dan Bunyi Kontoid.
3.        Memasangkan bunyi-bunyi yang dicurigai karena mempunyai kesamaan fonetis
Berdasarkan perolehan dari tahap kedua didapatlah pasangan bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis.
4.        Mencatat bunyi-bunyi selebihnya karena tidak mempunyai kesamaan fonetis.
5.        Mencatat bunyi-bunyi yang berdistribusi komplementer
6.        Mencatat bunyi-bunyi yang bervareasi bebas.
7.        Mencatat bunyi yang  kontras dalam lingkungan yang sama (identitas).
8.        Mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang mirip (analogis).
9.        Mencatat bunyi yang berubah karena lingkungan.
10.    Mencatat bunyi-bunyi yang inventori fonetis dan fonemis, condong menyebar secara simetris.
11.    Mencatat bunyi-bunyi yang berfluktuasi.
12.    Mencatat bunyi-bunyi yang selebihnya sebagai fonem tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar