Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif
atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi
sintaksis di dalam kalimat. Contoh: Nenek saya, baru datang, di pasar, dan sedang membaca.
Kata
majemuk atau kompositum adalah gabungan morfem dasar yang seluruhnya
berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatikal, dan
semantis yang khusus menurut kaidah bahasa yang bersangkutan (KBBI).
Kata majemuk juga memiliki pengertian gabungan dua kata atau lebih yang
memiliki struktur tetap, tidak dapat disisipi kata lain atau dipisahkan
strukturnya karena akan memengaruhi arti secara keseluruhan. Contoh: rumah makan, rumah sakit, kereta api, dan air mata.
Idiom
adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat)
yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya
maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Idiom merupakan
perpaduan dua kata atau lebih yang maknanya tidak dapat secara langsung
ditelusuri dari makna masing-masing kata yang tergabung. Contoh idiom
adalah membanting tulang, panjang tangan, dan tebal telinga.
Perbedaan
frasa, kata majemuk, dan idiom; frasa tidak memiliki makna baru,
melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal. Contoh, kaki Nasir
yang maknanya secara sintaktik atau gramatikal sesuai dengan kata
'kaki' dan 'Nasir'. Kata majemuk sebagai komposisi memiliki makna baru
atau memiliki satu makna tetapi maknanya masih dapat ditelusuri secara
langsung dari kata-kata yang digabungkan. Contoh, kaki meja
yang masih dapat ditelusuri dari makna 'kaki' dan 'meja'. Idiom
memunculkan makna baru yang tidak dapat secara langsung ditelusuri dari
kata-kata yang digabungkan. Contoh, kaki tangan yang tidak ada sangkut pautnya dengan 'kaki' dan 'tangan'.
Dikutip dari http://nuansa-nuansabahasaindonesia.weebly.com/esai-konten/perbedaan-frasa-kata-majemuk-dan-idiom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar